Pages

Selasa, 28 Juni 2011

"Toma Oge"

Pada saat kunjungan ke kota palu saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri upacara adat pemberian gelar Toma Oge Nungata Kaili kepada Bp Longki Djanggola yg sehari sebelumnya dilantik menjadi Gubernur Sulawesi Tengah. Prosesi adat ini dilaksanakan di Rumah Adat "Banua Oge Sou Raja". Upacara adat ini mengangkat Bp Longki Djanggola sebagai Pemimpin di Tanah Kaili.

Pada zaman sebelum penjajahan Belanda, daerah Tanah Kaili mempunyai beberapa raja-raja yang masing2 menguasai daerah kekuasaanya, seperti Banawa, Palu, Tavaili, Parigi, Sigi dan Kulavi. Raja-raja tersebut
mempunyai pertalian kekeluargaan serta tali perkawinan antara satu dengan lainnya, dengan maksud untuk mencegah pertempuran antara satu dengan lainnya serta mempererat kekerabatan. Pemerintahan pada masa dahulu, sudah dikenal adanya struktur organisasi pemerintahan di dalam suatu Kerajaan (KAGAUA) dikenal adanya MAGAU (Raja), MADIKA MALOLO (Raja Muda). Didalam penyelenggaraan pemerintahan Magau dibantu oleh LIBU NU MARADIKA (Dewan Pemerintahan Kerajaan) yang terdiri dari: MADIKA MATUA (Ketua Dewan Kerajaan/Perdana Menteri) bersama PUNGGAWA (Pengawas Pelaksana Adat/ Urusan Dalam Negeri), GALARA (Hakim Adat), PABICARA (Juru Bicara), TADULAKO (Urusan Keamanan/ Panglima Perang) dan SABANDARA (Bendahara dan Urusan Pelabuhan). Disamping dewan Libu nu Maradika, juga ada LIBU NTO DEYA (Dewan Permusyawaratan Rakyat) yang merupakan perwakilan Rakyat berbentuk KOTA PITUNGGOTA (Dewan yg Mewakili Tujuh Penjuru Wilayah) atau KOTA PATANGGOTA (Dewan yg Mewakili Empat Penjuru Wilayah). Bentuk Kota Pitunggota atau Kota Patanggota berdasarkan luasnya wilayah kerajaan yang memiliki banyaknya perwakilan Soki (kampung)dari beberapa penjuru. Ketua Kota Pitunggota atau Kota Patanggota disebut BALIGAU.
Strata sosial masyarakat Kaili dahulu mengenal adanya beberapa tingkatan yaitu MADIKA/MARADIKA, (golongan keturunan raja atau bangsawan),TOTUA NUNGATA (golongan keturunan tokoh-tokoh masyarakat), TO DEA (golongan masyarakat biasa), dan BATUA (golongan hamba/budak)(Sumber wikipedia)

Ucapan terima kasih yang tak terhingga buat P Yahya Djanggola atas undangannya menghadiri upacara adat ini.
Beberapa Foto yg dapat saya ambil pd saat acara :

Para Penyambut Tamu telah siap di posisinya masing-masing dengan baju adat kaili

Corak warna yang luar biasa pada baju adat kaili

Tetap tersenyum menanti kedatangan rombongan Bp Longki Djanggola

Para penari pun telah siap menampilkan persembahan tarian mereka

Penampilan beda generasi yang sama-sama menunggu


Rombongan Bp Longki Djanggola di jemput & diarak dg tandu menuju
Rumah Adat "Banua Oge Sou Raja". 

Memasuki halama Rumah Adat "Banua Oge Sou Raja"

Ada hal unik yang harus dilakukan oleh calon Toma Oge sebelum menaiki rumah adat yaitu beliau diharuskan menginjak kepala kerbau yang telah dipersiapkan sebelumnya.
.

Setelah upacara pemberian gelar Toma Oge selesai 
Bp Longki Djanggola turun dari rumah adat Banua Oge Sou Raja
untuk memberikan sambutan
 
Speech Bp Longki Djanggola

Selesai mengarak Toma Oge

Potret baju adat & Putri

Potret baju adat & Putri

Sang Pengawal Toma Oge

Tidak ada komentar:

Posting Komentar