4 April 2012/12 Jumada al-Ula
1433 H
Oleh : Muhammad Khalabi
“Apa yang terjadi pada Anda
tidak penting. Yang penting adalah apa yang Anda lakukan terhadap apa yang
terjadi pada Anda.” (DR. Robert Schuler)
Hidup adalah proses panjang
melelahkan yang penuh coba dan goda, seperti dunia yang bagaikan penjara bagi
mereka yang bertaqwa. Karena bagi pencari keridhaan Yang Esa, kalaupun dia
hartawan atau hanya sabar dan syukurlah perhiasan yang dia punya. Tidaklah semua
itu berharga, melainkan hanya cicipan ala kadarnya dari surga yang kenikmatannya
abadi tiada tara.
Dalam The Way To Win
karya Solikhin Abu Izzuddin dikisahkan, pada suatu hari sebagai
qadhi-semacam hakim agung tingkat nasional- ia berkendara keledai yang bagus
(Mitshubishi kuda kalau sekarang). Pakaiannya bagus, performanya meyakinkan.
Saat melintas di sebuah pasar tiba-tiba seorang Yahudi pedagang minyak
menghadang. Memegang tali keledai sang Imam seraya berkata, “Ya Syaikhul
Islam, Anda menyatakan bahwa Nabimu bersabda, ‘dunia itu penjara orang beriman
dan surganya orang kafir’. Dengan penampilan Anda yang seperti ini, Anda
dipenjara seperti apa? Dan dengan keadaan saya yang seperti ini, saya berada di
surga seperti apa?”
Ibnu Hajar menjawab, “Dengan
kondisi seperti ini, saya dibanding dengan nikmat yang Allah janjikan di
akhirat, seolah dalam penjara. Engkau dengan kondisi seperti itu, dibandingkan
dengan siksa yang Allah ancamkan di akhirat nanti, sekarang berada di dalam
surga.”
Luar biasa! Mendengar jawaban
tersebut, Yahudi spontan masuk Islam. Sehebat apapun orang mukmin di dunia, ia
masih berada dalam “penjara keterbatasan”. Segembel apapun orang kafir, mereka
masih di surga, sebab masih ada neraka menyala menanti mereka.
Inilah ketetapan Allah Azza wa Jalla, bahwa sebenarnya bagi orang-orang beriman telah tersedia surga yang kekal selamanya. Asalkan mau berusaha, bersabar lalu berdoa memasrahkan segala daya yang telah terupaya pada-Nya Yang Kuasa. Maka tidaklah pantas mengeluhkan kehendak-Nya yang terjadi pada kita, karena sebenarnya;
Inilah ketetapan Allah Azza wa Jalla, bahwa sebenarnya bagi orang-orang beriman telah tersedia surga yang kekal selamanya. Asalkan mau berusaha, bersabar lalu berdoa memasrahkan segala daya yang telah terupaya pada-Nya Yang Kuasa. Maka tidaklah pantas mengeluhkan kehendak-Nya yang terjadi pada kita, karena sebenarnya;
“Tiada suatu bencana pun
yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (TQS. Al-Hadid: 22)
Manusia memang diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir, tapi itu bagi mereka yang tak mau berfikir.
Bahwa jika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sebenarnya dia sedang
diberikan kesempatan untuk bisa ditempatkan-Nya pada posisi yang lebih baik dari
sebelumnya.
Namun jika kita mengeluh, sama
saja telah menyangsikan kekuasaan Allah. Karena secara tidak langsung hal itu
menandakan buruknya persangkaan kita pada Allah, sementara Allah mengikuti
persangkaan hamba-Nya. Padahal;
“Sesungguhnya jika Allah
akan mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan ujian kepada mereka. Barang
siapa yang bersabar, maka kesabaran itu bermanfaat baginya. Dan barang siapa
marah (tidak sabar) maka kemarahan itu akan kembali padanya.”(HR. Ahmad dan
at-Tirmidzi, Ibnu Muflih berkata, “Isnad hadits ini baik”)
Maka sebenarnya bila kita mampu
mengurangi kebiasaan mengeluh atau tidak mengeluh sama sekali dan berusaha
berbaik sangka pada-Nya, hal itu akan menjadi penyumbang bagi kebaikan
kehendak-Nya pada kita.
Oleh karena itu, marilah kita
membiasakan diri untuk tidak mengeluhkan masalah (Apa yang terjadi pada Anda
tidak penting). Tapi mari kita berfikir cerdas dan berusaha ikhlas mencari
solusi secara tuntas (Yang penting adalah apa yang Anda lakukan terhadap apa
yang terjadi pada Anda). Penulis pun terus belajar untuk hal ini.
Syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan
kebesaran dan kuasa-Nya
bagi hamba-Nya yang sabar
dan tak kenal putus asa
(D’Masiv – Jangan Menyerah)
“…Kemudian apabila kalian
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan
Rasul-Nya jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian…”
(TQS. An-Nisa: 59)“Apa yang terjadi pada Anda tidak penting. Yang penting
adalah apa yang Anda lakukan terhadap apa yang terjadi pada Anda.” (DR.
Robert Schuler)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar