Jumat, 17 Desember
2010 pukul 10:50:00
Yudhistira ANM
Massardi
Semua makhluk hidup
memiliki hasrat yang kuat untuk memiliki rumah. Bahkan, beberapa
jenis hewan dibekali insting oleh Sang Maha Pencipta sehingga mampu
membangun sendiri rumahnya. Sementara itu, manusia memerlukan sebuah
tim kerja dan biaya yang besar untuk membangun atau membeli sebuah
rumah.
Sebagai makhluk
sosial, dimensi kebutuhan manusia akan rumah semakin bertambah. Rumah
tidak lagi sekadar untuk beristirahat dengan nyaman dan aman, tetapi
juga terus terbangun untuk banyak kepentingan lain. Sehingga, rumah
harus lebih besar, lebih kokoh, lebih megah, dan jumlahnya pun tidak
cukup satu.
Akhirnya, rumah
menjadi simbol status, menjadi bahan pamer kesombongan, dan ungkapan
ketamakan.
Untuk kecenderungan seperti itu, Allah pun menurunkan
surat At-Takaatsur: "Bermegah-megahan telah melalaikan
kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur … kemudian kamu pasti akan
ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu megah-megahkan di
dunia itu." (QS At-Takaatsur [102]: 1-8).
Rasulullah pun
menegaskan, sebagaimana disampaikan Abu Hurairah RA, Nabi bersabda:
"Seorang hamba berkata, hartaku, hartaku, hartaku.
Padahal, hartanya yang sesungguhnya hanya tiga macam: 1. Apa yang
dimakan lalu habis. 2. Apa yang dipakai lalu lusuh (rusak), dan 3.
Apa yang disedekahkannya lalu tersimpan (untuk akhirat). Selain yang
ketiga macam itu, lenyap atau ditinggalkannya (warisan) bagi orang
lain." (HR Muslim).
Maka, kita harus
selalu kembali kepada makna dan fungsi atas segala sesuatu. Tentang
rumah, dalam surat Al-Baqarah ayat 125, Allah memberikan rujukan yang
indah: "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu
(Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan
jadikanlah sebagian makam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yang tawaf, yang itikaf, yang rukuk dan yang sujud."
(QS Al-Baqarah [2] : 125).
Itulah makna dan
fungsi rumah yang baik di sisi Allah. Itulah sebabnya, melalui surat
An-Nuur: 27, kita diingatkan: "Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum
meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu
lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat." (QS An-Nuur [24] :
27).
Bahkan, untuk para
tamu yang datang, selain wajib dimuliakan dan dijamu dengan baik,
mereka juga patut didoakan: "Ya Tuhanku! Ampunilah aku,
ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua
orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan."
(QS Nuh [71]:28). Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar